DI masa lalu, adalah hal yang tidak biasa jika seseorang membeli raw coffee, atau kopi yang masih berbentuk green bean, lalu menyangrainya di rumah. Namun sejak Perang Dunia kedua – barangkali karena situasi perang membuat orang jadi lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah ketimbang ngopi di luar – home roasting pun berkembang menjadi “tren”. Dan tren tersebut terus berlanjut sampai saat ini.
Bagi para maniak kopi, bahasa kerennya bisa dibilang coffee purist, menyangrai sendiri biji kopi di rumah adalah kesenangan yang tidak bisa disangkal. Tapi kegiatan ini juga memiliki tantangan tersendiri: apakah penyangrainya bisa menyamai, paling tidak mendekatilah, kualitas kopi roasted komersial. Seperti hobi lainnya, home roasting pun bisa berakhir dengan kegagalan atau malah kesuksesan karena pelakunya terus belajar dan bereksperimen dengan roasting profile.
Tentang mesin home-roasting
Menurut James Hoffmann, World Barista champion yang juga penulis buku The World Atlas of Coffee itu, sebenarnya menyangrai kopi bisa dimana saja sepanjang alat itu memancarkan atau mengeluarkan panas. Contoh kecilnya, Anda bisa meletakkan biji kopi yang masih raw di atas loyang lalu memasukkannya ke dalam oven sampai biji itu matang kecoklatan. Tapi hasilnya tentu saja akan buruk sekali. Atau bisa dengan menggongseng atau menyangrai biji kopi secara tradisional di atas frying pan (seperti di foto kover), tapi sama juga, hasilnya belum tentu baik.
Sebagian roaster pemula lain menggunakan heat gun lalu mengaduk-aduk biji kopi secara teratur selama proses roasting berlangsung. Atau, kalau mau yang lebih sophisticated lagi, banyak juga yang memodifikasi mesin popcorn elektrik. Mesin semacam ini dianggap paling lumayan ketimbang alat-alat sebelumnya untuk latihan menyangrai kopi. Selain memiliki sistem yang hampir serupa dengan coffee roster, mesin popcorn elektrik juga bisa menyangrai kopi dengan cukup cepat. Paling lama cuma sekitar 4-5 menit. Tapi mesin ini tidak terlalu bisa diandalkan jika Anda ingin mencoba tipe light roast.
Jika Anda benar-benar ingin menyangrai sendiri kopi di rumah dengan sukses, membeli mesin khusus roasting adalah hal yang benar-benar tidak bisa ditawar. Bagaimanapun. Adalah lebih baik jika memulainya dengan mencoba mesin roasting yang berskala kecil dulu, diantaranya seperti Gene Cafe, Hario Mini Roaster, Ceroffee, Giesen, Feima, Probat, Toper atau Diedrich coffee roaster.
Btw, ada dua tipe mesin home-roaster yang umum digunakan dalam dunia kopi, yaitu hot-air roaster dan drum roaster.
HOT-AIR ROASTER
Roaster tipe ini, bisa dikatakan, “meniru” sistem yang dipakai oleh mesin-mesin roaster fluid-bed komersial. Tekanan udara yang panas akan mengaduk-aduk biji kopi agar menghasilkan pemanggangan yang merata, sekaligus mencegah panas berlebihan membuatnya gosong. Mesin roaster tipe ini umumnya lebih murah ketimbang drum roaster dan pilihan tepat bagi mereka yang ingin memulai terjun ke dunia roasting kopi—terutama jika Anda belum pernah memiliki pengalaman me-roasting kopi sama sekali sebelumnya.
Mesin roaster tipe ini memang mengahasilkan lebih banyak asap dan “aroma” ketika proses roasting, namun Anda bisa mengakalinya dengan meletakkan mesin ini di tempat yang berventilasi baik.
DRUM ROASTER
Roaster tipe ini memiliki desain yang nyaris serupa dengan mesin drum roaster komersial. Biji kopi yang dimasukkan ke dalamnya akan diputar secara merata di dalam drum ketika proses pemanasan awal berlangsung. (Untuk fase-fase lengkap yang terjadi ketika proses roasting kopi, kami sudah pernah membahasnya di sini). Drum pada roaster tipe ini didesain khusus untuk menjaga biji kopi tetap terputar secara teratur agar pematangannya juga merata.
Beberapa mesin drum roaster ada yang memiliki opsi programming sendiri sehingga Anda bisa bereksperimen sekiranya ingin mencoba membuat roasting profile ala Anda. Intensitas panasnya pun bisa diatur selama proses roasting dimana mesin akan mengotomatisasikan proses selanjutnya menurut intensitas panas yang telah Anda atur sebelumnya.
BAGAIMANA MELIHAT ROASTING YANG SEMPURNA?
Idealnya proses penyangraian pada hot-air roaster hanya berlangsung selama 8-12 menit saja. Sedangkan pada drum roaster umumnya lebih lambat dari hot-air roaster, kira-kira sekitar 10-15 menit – tergantung dari seberapa banyaknya biji kopi yang Anda sangrai.
Jika kopi terasa pahit, ada kemungkinan Anda menyangrainya terlalu dark. Jika kopi kurang memiliki flavor atau sweetness, kemungkinannya Anda menyangrai terlalu lama. Dan sebaliknya, jika kopinya terasa agak asam, astringent atau grassy, bisa jadi penyangraiannya terlalu cepat.
Jika Anda mengalami hal-hal seperti ini, tidak perlu langsung merasa down. Percobaan berkali-kali, berikut trial and error-nya, adalah hal yang sehat dalam proses belajar menyangrai kopi. Dan hal-hal seperti itu juga diperlukan agar bisa semakin mengenali dan mengerti preferensi roasting profile Anda.
Selamat menyangrai kopi!